BEBERAPA anak usia sekolah dasar (SD) didampingi orangtuanya terlihat membaca buku fiksi, novel, dan buku bacaan anak-anak lainnya. Mereka menikmati bacaan nonformal tersebut di sebuah tenda sederhana berukuran 2 x 3 meter di Sudut Baca Soreang. Sebuah sarana baca di Perumahan Griya Bunga Asri, RT 03/ RW 16 Ciwaru, Desa/Kec. Soreang, Kab. Bandung, belum lama ini. Di bawah tenda terpal plastik bantuan dari HU Pikiran Rakyat tersebut, terdapat sedikitnya 500 buku nonformal yang tersimpan di etalase kaca. Di antaranya novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan sejumlah buku bacaan lainnya. Semua pengunjung yang mampir ke Sudut Baca Soreang tidak dikenai bayaran alias gratis. Jadi siapa saja bisa menikmati bacaan tersebut. Fasilitas membaca yang didirikan pada 20 November 2009 itu dirintis Agus Munawar, warga setempat, yang juga seorang wartawan. Agus tak lain warga perumahan tersebut yang selama ini tetap konsisten dan peduli untuk mengajak warga lainnya membiasakan diri membaca. Mengingat membaca adalah sebuah kebutuhan untuk meningkatkan wawasan. Berkat kepeduliannya dalam memfasilitasi berbagai buku umum tersebut, ia pun mengembangkan program pendidikan melalui pendirian Sudut Baca Soreang. "Sudut Baca Soreang ini mimpi kedua setelah Taman Bacaan Masyarakat Arjasari yang sudah cukup lama dikembangkan," jelasnya. Sarana baca tersebut didirikan persis di depan rumahnya. Jika dilihat dari lokasinya memang kurang strategis sehingga belum dikenal masyarakat luas. Tetapi melalui semangatnya untuk memfasilitasi anak-anak membaca buku, hal itu tidak menjadi kendala. "Memang jika dilihat sepintas, tidak mungkin sarana baca didirikan di sudut kompleks perumahan. Tapi kenyataannya dalam sehari banyak juga anak-anak yang berkunjung, antara 15-25 orang," katanya. Menurutnya, untuk mengembangkan sudut baca ini, yang paling penting adalah niat dan hati nurani untuk menunjukkan kepedulian terhadap pengembangan wawasan anak agar gemar membaca. "Sudut baca ini tidak lain untuk memupuk minat baca anak-anak maupun para remaja dari mulai SD-SMA. Karena itu, untuk meningkatkan minat baca, tetap harus ditunjang kesadaran orangtua dalam mendorong anak-anaknya membiasakan diri membaca," ujarnya. Ia berharap RT dan RW lainnya bisa mengembangkan program serupa, karena memang dibutuhkan semangat dan swadaya dari masyarakat. Apalagi kalau didukung stimulus dan niat tulus dari pemerintah, dipastikan akan semakin memperkokoh keberadaan sudut baca. Bermanfaat Ia mengaku, Sudut Baca Soreang yang dikelolanya mendapat dukungan dari teman dekat dan warga sekitar, juga pasokan buku dari Balai Pustaka Jakarta. Ketua Bidang Perencanaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Soreang, Hilman Ibrahim menyatakan dukungannya terhadap fasilitas membaca untuk warga umum tersebut. Karena bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. "Termasuk perangkat desa dan ibu-ibu PKK, mereka juga bisa mengembangkan fasilitas membaca, kendati bertahap. Dalam pelaksanaannya bisa berkoordinasi dengan RW setempat," tuturnya. Hal itu dinilai sangat penting sebagai proses pengembangan minat baca bagi masyarakat di setiap RW. Namun seleksi buku pun harus dilakukan. Artinya harus bisa dipilah mana buku untuk orang dewasa dan mana buku yang layak untuk konsumsi anak-anak. Tetapi yang diprioritaskan buku untuk anak-anak. "Jadi anak-anak yang datang bisa bermain sambil membaca," tukasnya seraya menambahkan, buku tersebut harus mengandung nilai pendidikan. (engkos kosasih/ "GM")**
|
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sudut Baca Soreang atau lebih populernya di sebut Sudut Baca merupakan sarana belajar masyarakat yang dapat di akses secara cuma-cuma dan berkomitmen untuk mendukung tumbuhnya perpustakaan atau sarana baca lain nya di Bandung Selatan dan sekitarnya.
Minggu, 28 Agustus 2011
SEBARKAN VIRUS
Langganan:
Postingan (Atom)