Minggu, 28 Agustus 2011

SEBARKAN VIRUS


Manfaat Sudut Baca Soreang

BEBERAPA anak usia sekolah dasar (SD) didampingi orangtuanya terlihat membaca buku fiksi, novel, dan buku bacaan anak-anak lainnya. Mereka menikmati bacaan nonformal tersebut di sebuah tenda sederhana berukuran 2 x 3 meter di Sudut Baca Soreang. Sebuah sarana baca di Perumahan Griya Bunga Asri, RT 03/ RW 16 Ciwaru, Desa/Kec. Soreang, Kab. Bandung, belum lama ini.

Di bawah tenda terpal plastik bantuan dari HU Pikiran Rakyat tersebut, terdapat sedikitnya 500 buku nonformal yang tersimpan di etalase kaca. Di antaranya novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan sejumlah buku bacaan lainnya.

Semua pengunjung yang mampir ke Sudut Baca Soreang tidak dikenai bayaran alias gratis. Jadi siapa saja bisa menikmati bacaan tersebut. Fasilitas membaca yang didirikan pada 20 November 2009 itu dirintis Agus Munawar, warga setempat, yang juga seorang wartawan.

Agus tak lain warga perumahan tersebut yang selama ini tetap konsisten dan peduli untuk mengajak warga lainnya membiasakan diri membaca. Mengingat membaca adalah sebuah kebutuhan untuk meningkatkan wawasan.

Berkat kepeduliannya dalam memfasilitasi berbagai buku umum tersebut, ia pun mengembangkan program pendidikan melalui pendirian Sudut Baca Soreang. "Sudut Baca Soreang ini mimpi kedua setelah Taman Bacaan Masyarakat Arjasari yang sudah cukup lama dikembangkan," jelasnya.

Sarana baca tersebut didirikan persis di depan rumahnya. Jika dilihat dari lokasinya memang kurang strategis sehingga belum dikenal masyarakat luas. Tetapi melalui semangatnya untuk memfasilitasi anak-anak membaca buku, hal itu tidak menjadi kendala.

"Memang jika dilihat sepintas, tidak mungkin sarana baca didirikan di sudut kompleks perumahan. Tapi kenyataannya dalam sehari banyak juga anak-anak yang berkunjung, antara 15-25 orang," katanya.

Menurutnya, untuk mengembangkan sudut baca ini, yang paling penting adalah niat dan hati nurani untuk menunjukkan kepedulian terhadap pengembangan wawasan anak agar gemar membaca. "Sudut baca ini tidak lain untuk memupuk minat baca anak-anak maupun para remaja dari mulai SD-SMA. Karena itu, untuk meningkatkan minat baca, tetap harus ditunjang kesadaran orangtua dalam mendorong anak-anaknya membiasakan diri membaca," ujarnya.

Ia berharap RT dan RW lainnya bisa mengembangkan program serupa, karena memang dibutuhkan semangat dan swadaya dari masyarakat. Apalagi kalau didukung stimulus dan niat tulus dari pemerintah, dipastikan akan semakin memperkokoh keberadaan sudut baca.

Bermanfaat

Ia mengaku, Sudut Baca Soreang yang dikelolanya mendapat dukungan dari teman dekat dan warga sekitar, juga pasokan buku dari Balai Pustaka Jakarta.

Ketua Bidang Perencanaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Soreang, Hilman Ibrahim menyatakan dukungannya terhadap fasilitas membaca untuk warga umum tersebut. Karena bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

"Termasuk perangkat desa dan ibu-ibu PKK, mereka juga bisa mengembangkan fasilitas membaca, kendati bertahap. Dalam pelaksanaannya bisa berkoordinasi dengan RW setempat," tuturnya.

Hal itu dinilai sangat penting sebagai proses pengembangan minat baca bagi masyarakat di setiap RW. Namun seleksi buku pun harus dilakukan. Artinya harus bisa dipilah mana buku untuk orang dewasa dan mana buku yang layak untuk konsumsi anak-anak. Tetapi yang diprioritaskan buku untuk anak-anak.

"Jadi anak-anak yang datang bisa bermain sambil membaca," tukasnya seraya menambahkan, buku tersebut harus mengandung nilai pendidikan. (engkos kosasih/ "GM")**


 
 
Membangun Minat Baca Sejak Anak-anak

AGUS Munawar adalah salah satu sosok yang memiliki kepedulian untuk mendongkrak minat baca masyarakat. Kepeduliannya itu ditanamkan dengan cara mengelola dan mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM) dari berbagai kalangan.

Karena kepedualiannya itu, pria berusia 41 tahun ini mendapat anugerah dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, pada Selasa 24 Mei lalu di Gedung Pusdai Bandung. Penghargaan yang diterimanya itu sebagai bukti dirinya telah berusaha mendorong masyarakat untuk meningkatkan minat baca yang dilakukannya tanpa pamrih dan dengan modal seadanya.

Kendati demikian Agus tidak menmepuk dada karena penghargaan bukanlah tujuannya. Menurutnya, penghargaan itu hakikatnya, diberikan kepada semua orang yang terlibat di dalamnya. "Penghargaan ini, bukan semata-mata diberikan kepada saya. Tapi milik masyarakat juga yang sudah sama-sama berusaha meningkatkan minat membaca," ungkap suami Ny. Herni yang telah mengoleksi ribuan buku bacaan dari berbagai bidang keilmuan.

Ayah dari Naufalia Qitri (12) dan Ghalib Anugrah (6) ini menjelaskan, buku-buku yang dikoleksinya itu, bukan hanya untuk memperkaya ilmu dan wawasan dirinya dan keluarganya, melainkan untuk kepentingan masyarakat lainnya.

Buku-buku yang sudah dikoleksinya tertata rapi di "Sudut Baca", nama yang dipakai untuk menyebut TBM miliknya. Di tempat itulah anak-amak dan orang dewasa membaca, membuka jendela ilmu, memperluas cakrawala pengetahuan.

Saat ini, Agus mendirikan "Sudut Baca Soreang" di Perumahan Griya Bunga Asri Blok A 33 RT 03/RW 16 Ciwaru, Desa./Kec. Soreang, Kab. Bandung. Sebelumnya, ia juga sudah lebih awal mendirikan sudut baca di Arjasari, Kab. Bandung. Sudut baca di dua tempat itu sudah beberapa tahun berlangsung dan menjadi pusat perhatian serta menjadi tempat kunjungan masyarakat. Ribuan orang sudah masuk ke sudut baca milik Ketua II Pengelola TBM tingkat nasional ini.

Kepedulian mantan wartawan Mingguan Mitra Bisnis ini, juga dibarengi dengan fasilitas perpustakaan di sekolah-sekolah. Kendati pada dasarnya, perpustakaan di sekolah-sekolah sudah lebih awal terbentuk, kini perkembangannya semakin baik. Sehingga dengan perlu adanya kesungguhan pengelola/penggerak untuk mendekatkan buku pada masyarakat.

Menurutnya dari sekian banyak buku, buku cerita, agama, dan buku tentang keterampilanlah yang banyak diminati. Buku-buku itu disukai mereka karena mengandung kebutuhan, rekreasi, dan informasi.

"Setiap pengunjung yang datang ke sudut baca, tidak dipungut biaya alias gratis. Ini sebagai bentuk komitmen saya. Dengan harapan, berdirinya sudut baca ini bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Setelah mendirikan kedua lokasi sudut baca itu, ia bercita-cita untuk membangun Sudut Baca Soreang di lokasi yang representatif. "Paling tidak tempatnya nyaman. Sebab saat ini masih numpang di rumah, yaitu dengan cara membobok kamar dan fasilitas alakadarnya," katanya.

Ia juga berharap, dengan mendirikan sudut baca bisa mendorong anak-anaknya semakin tinggi minat membaca. "Ya, bisa memberikan teladan diri kepada anak-anak. Maklum saja, anak-anak kami adalah sebagai generasi bangsa," akunya.

Kebiasaan membaca, ungkapnya, harus dibangun dari sejak dini dan bukan hanya slogan saja melainkan harus dibuktikan bahwa masyarakat harus terbiasa membaca agar bangsa ini maju dan sukses ketika menjalankan kehidupannya. (engkos kosasih/"GM")**
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar